WONOSOBOZONE - Kita ketahui bersama bahwa pada tanggal 28 Oktober merupakan hari Sumpah Pemuda, dimana pada tanggal tersebut ditahun 1928 silam terjadi pengikraran yang dilakukan oleh seluruh pemuda Indonesia untuk bersatu mempertahankan kemerdekaan dari para penjajah. Oleh karenanya untuk memperingati hari istimewa itu, setiap tanggal 28 Oktober digelar upacara yang dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah dan juga sekolah-sekolah. Seperti SMPN 2 Wonosobo, yang menggelar upacara di Taman Makam Pahlawan
(TMP) Wiropati, Rabu, 28 Oktober.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 2, Herly Wiyatno,
baru kali ini ada satu institusi pendidikan menengah di Wonosobo yang menggelar
upacara di TMP. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi hikmah bagi semua pihak,
khususnya para pelajar, untuk menanamkan dalam diri sanubari mereka bahwa cinta
tanah air adalah harga mati, sekaligus bisa melanjutkan perjuangan para
pendahulu sesuai profesi dan keahlian masing-masing. Kegiatan ini digelar, juga sebagai upaya
untuk menghormati para sesepuh dan pendahulu yang telah berjuang di jamannya.
"Selain itu, di tempat ini juga disemayamkan salah satu mantan kepala sekolah
SMPN 2 Wonosobo, yang juga pernah ikut tergabung dalam Tentara Pelajar Brigade XVII berpangkat Sersan Mayor yang berjuang mengusir penjajah Belanda,
yakni Dwi Suryadi. Almarhum tercatat pernah menjadi kepala sekolah di SMPN 2
Wonosobo selama kurun tahun 1983-1985 dan meninggal pada 22 November 1985", tambah Herly
Untuk itu Herly meminta kepada seluruh
sivitas SMPN 2 Wonosobo, untuk mengingat bahwa di TMP
terbaring sosok yang sangat berjasa, tidak hanya bagi sekolah tapi juga
masyarakat Wonosobo dan lebih luas lagi bagi bangsa Indonesia. Herly
mencontohkan salah satu peninggalan yang sangat berharga dari sosok Dwi Suryadi
adalah kecintaannya pada kebersihan dan keasrian lingkungan sekolah. Almarhum
berprinsip, sekolah yang bersih dan asri akan menciptakan kenyamanan yang akan berimbas
pada peningkatan prestasi siswa. Hal inilah yang selalu Herly tanamkan kepada
seluruh siswa dimanapun ia menjadi kepala sekolah, termasuk di SMPN 2 Wonosobo.
Karena ia ingat betul, semasa jadi anak didiknya di SMPN 1 Wonosobo, jangkankan
selembar sampah, satu puntung rokokpun tidak ditemukan di sekolah yang dipimpin
almarhum. Bahkan almarhum hafal betul siapa pemilik tiap puntung rokok yang
ditemukan di lingkungan sekolahnya.
Senada dengan Herly,salah satu veteran,
Toerni W, mengaku sangat bangga dengan apa yang dilakukan para pelajar SMPN 2
Wonosobo. Apalagi dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Ia meminta agar apa yang dilaksanakan hari ini bisa menjadi instrumen untuk
membantu mengenang perjuangan para pendahulu dan sesepuh termasuk menanamkan
dalam diri tiap pelajar jiwa korsa dan kecintaan terhadap tanah air dan bangsa,
utamanya dalam mempertahankan tegaknya 4 pilar kebangsaan.
Ia menambahkan, untuk masuk jadi legiun
veteran tidak sulit, yang terpenting punya semangat kecintaan terhadap tanah
air yang diwujudkan melalui sikap disiplin dan pantang menyerah, yang berimbas
pada diraihnya prestasi membanggakan bagi daerah dan negara. Veteran menurutnya
tidak harus identik dengan orang tua yang mengangkat senjata mengusir penjajah.
Setidaknya ada 3 jenis veteran, yakni veteran pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia, veteran pembela kemerdekaan Republik Indonesia dan veteran penjaga
perdamain. Generasi saat ini, ditegaskan Toerni W, punya kesempatan jadi legiun
veteran melalui pengabdian dalam menjaga perdamaian bangsa.
Setelah upacara yang berlangsung khidmat
selama 30 menit, dilanjutkan dengan tebar bunga ke makam para pejuang, yang diawali
oleh para guru dan diikuti para pelajar.
source : wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar