WONOSOBOZONE - Kabupaten Wonosobo disebut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai pasar alias Supermarket bencana. Hal itu dikatakan Kepala Subbid Evaluasi Bencana Gempa Bumi dan Gerakan Tanah, Ir Agus Budianto, di awal acara penyusunan dokumen rencana kontijensi bencana geologi, di Hotel Surya Asia, Senin (19/10).
"Tahun lalu, Wonosobo dengan 112 titik kejadian bencana longsor dalam sehari, memecahkan rekor nasional," kata Agus.
Hal itu, menurutnya bisa menjadi modal penyusunan dokumen kontijensi bencana yang sangat akurat.
"Dokumen kontijensi mendorong semua pihak, mulai dari pemerintah daerah sampai masyarakat di sekitar lokasi rawan bencana, bisa membangun pola pikir untuk lebih antisipatif," terang Agus lebih lanjut.
Dengan dokumen itu pula, Agus menegaskan bahwa Pemerintah akan lebih mudah dalam merencanakan anggaran yang harus dialokasikan untuk penanggulangan bencana.
"Sifatnya sangat mendesak, khususnya di Wonosobo, yang bersama Wonogiri dan Bogor menjadi tiga besar daerah paling rawan bencana di Indonesia", tegas Agus.
Demi terealisirnya dokumen penting itulah, selama 4 hari ke depan, tak kurang dari 40 orang diundang untuk bersama-sama berpikir mengenai apa saja yang perlu masuk ke dalamnya. "Kita mengundang para stakeholder dari wilayah dan SKPD terkait," pungkas Agus.
Pentingnya dokumen kontijensi bencana diakui pula oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Sigit Sukarsana. Mewakili Bupati, Sigit memaparkan kondisi aktual Wonosobo.
"Kabupaten kita ini sebagian besar merupakan kawasan pegunungan yang termasuk dalam jenis pegunungan muda dengan lembah curam," jelas Sigit.
Wilayah-wilayah langganan bencana seperti Kejajar, Sukoharjo, dan Leksono yang memiliki kecuraman lebih dari 40° disebut Sigit merupakan contoh wilayah layak diwaspadai dan jelas memerlukan terbitnya dokumen kontijensi.
Senada, koordinator SAR Kabupaten, Muhail Efendi yang menjadi salah satu peserta pun menyebut dokumen kontijensi untuk Wonosobo sangat urgen.
"Harapannya, dalam 4 hari ini, kita benar-benar bisa menyusun kerangka berpikir yang nantinya bisa menjadi panduan apabila sewaktu-waktu ada kejadian bencana," kata Muhail.
source : wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar