Keluarga jemput jamaah haji kloter 33 |
WONOSOBOZONE - Rombongan Jamaah Haji
Kabupaten Wonosobo yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 33, Minggu 11
Oktober sore, tiba kembali di Wonosobo, maju satu jam dari jadwal kepulangan
yang direncanakan.
Menurut TPHI kloter
33, Saiful Rohman, majunya jadwal karena adanya perubahan jadwal penerbangan di
Mekkah, maju satu jam dari jadwal awal, sehingga sampai di bandara Adi Soemarmo
Solo, dari jadwal awal pukul 09.30 WIB menjadi 10.30 WIB.
Hal ini, menurutnya
menjadi berkah tersendiri, khususnya bagi para jamaah yang ingin segera bertemu
dengan keluarga, termasuk para keluarga jamaah haji yang sudah rindu bertemu
anggota keluarga yang berangkat menunaikan ibadah haji. Apalagi di tahun ini,
termasuk banyak ujian yang harus dihadapi jamaah haji. Mulai dari faktor alam,
seperti serangan cuaca panas, badai pasir sampai ancaman penyebaran virus MERS
melalui udara. Serta faktor lain diluar kondisi alam, yakni jatuhnya crane raksasa serta tragedi Mina yang
berakibat jatuhnya ratusan korban calon jamaah haji, termasuk dari Indonesia.
Saiful dalam
laporannya juga menyebutkan bahwa rata-rata jamaah haji Wonosobo, dapat
melaksanakan ibadah dengan lancar, dan tidak ada masalah berarti selama 40 hari
di Tanah Suci. Hanya saja, kebanyakan jamaah haji menderita sakit flu dan batuk
setelah pelaksanaan Wukuf di Arafah. Total dari 172 orang jamaah haji asal
Wonosobo yang tergabung dalam kloter 33, kembali ke Wonosobo sebanyak 171
orang. 1 orang meninggal karena sakit dan dimakamkan di Mekkah.
Hal ini juga
diungkapkan oleh Margiono (53) asal Asli Permai, bahwa dirinya tidak mengalami
kendala berarti pada saat menjalani rangkaian proses ibadah haji, namun usai
Wukuf, baru terasa gejala penyakit batuk yang masih terasa hingga tiba kembali
di tanah air.
Asisten Pembangunan
Sekda, Amin Suradi, saat menerima rombongan kloter 33 di Pendopo Kabupaten, mengungkapkan
rasa syukurnya, atas kembalinya para Tamu Allah dari Kabupaten Wonosobo dalam
kondisi baik, meski ada satu jamaah yang meninggal dunia yaitu atas nama Gatot
Wagiman bin Mertosetiko, usia 70 tahun asal Kp. Prajuritan Bawah RT.07 RW.10,
Kecamatan Wonosobo.
Ia berharap, para
jemaah bisa memelihara kemabruran haji dengan senantiasa mengamalkan ajaran Rasulullah,
menyantuni anak yatim dan fakir miskin, serta senantiasa menyebarkan kedamaian
dan keselamatan. Selain haji yang dilaksanakan mampu memberi kebaikan bagi
diri, keluarga dan masyarakat.
Menurut Amin, haji
yang mabrur pada hakikatnya adalah haji yang membuat pelakunya semakin peduli
terhadap persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan, serta mengamalkan akhlaqul
karimah pada saat menjalankan haji, maupun dalam kehidupan sehari-hari setelah
pulang dari tanah suci
Ibadah haji sendiri memiliki
tujuan yang sangat jelas, yakni membangun rasa hamba kepada Allah dalam diri
manusia, sehingga manusia patuh kepada Allah SWT dan melepas segala jenis
kesombongan dan noda-noda dalam dirinya, baik yang berhubungan dengan kekuatan,
pangkat, jabatan maupun harta benda yang kita miliki.
Setelah ini, para
jamaah haji akan kembali ke tengah keluarga, ke tengah masyarakat, dan kembali
menjalani rutinitas sehari-hari, sehingga gelar haji dan hajjah yang disandang
mereka, bisa menjadi motivasi untuk menjadi semakin berkualitas baik dalam hal
beribadah, bersilaturahim, maupun dalam
bekerja.
Amin juga menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para petugas haji, baik dari
pusat maupun daerah, serta Kantor Kemenag Kabupaten Wonosobo, atas
penyelenggaraan ibadah haji Kabupaten Wonosobo tahun ini. Termasuk jika ditemui
kekurangan dan kelemahan dalam pelayanan dan penyelenggaraan haji Kabupaten
Wonosobo tahun 2015, pihaknya, atas nama Pemerintah Kabupaten Wonosobo memohon
maaf dan tidak menjadi ganjalan yang berarti bagi para jamaah haji. Meski Amin
meminta hal ini bisa menjadi motivasi dan cermin bagi penyelenggaraan haji
tahun-tahun mendatang, agar lebih berkualitas dan meminimalisir segala
kekurangan penyelenggaraan haji sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar