Kick Andy: Nur Cholis dan Siti Komariah, CEO Multazam Network |
WONOSOBOZONE – Kata orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri dari pada hujan emas di negeri orang. Tapi faktanya banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang lebih suka hujan emas dinegeri orang.
Kali ini kita akan membahas kisah inspirasi perjuangan anak gunung yang mengawali karirnya sebagai TKI, walau pada akhirnya TKI ini harus pulang kembali ke Indonesia dan memberanikan diri untuk menciptakan hujan emas dinegeri sendiri.
Siapakah dia..? Dia sarjana tetapi ketika menjadi TKI di Arab Saudi dia hanya menjadi cleaning service toilet di sebuah hotel. Istrinya juga terpaksa menjadi TKI di Taiwan. Mereka berdua berjuang untuk satu cita-cita. Apakah cita-cita mereka...? Mari kita simak kisah perjuangannya.
Mencari Modal Buat Nikah
Nur Cholis dan Siti Komariah namaya, pasangan suami istri ini mengawali karirnya dari nol, hingga akhirnya sukses membuat perusahaan bernama Multazam Network yang menaungi puluhan anak perusahaan yang tersebar di penjuru Jawa Tengah.
Nur Cholis sarjana IAIN Jogjakarta ini sempat jadi pengangguran setelah lulus kuliah. Beberapa kali melamar pekerjaan di Indonesia tetapi tidak pernah di terima, hingga akhirnya terpaksa melamar pekerjaan ke luar negeri untuk modal nikah dengan Siti Komariah yang merupakan adik kelas di kampus yang sama.
Nur Cholis yang dibesarkan dari keluarga sederhana ini mengakui bahwa mereka berdua sudah cukup lama pacaran, sampai malu kepada orang tuanya karena belum punya modal buat nikah. Akhirnya Nur Cholis memilih hijrah ke luar negeri untuk mencari modal, karena di dalam negeri sendiri susah mendapatkan pekerjaan.
Sarjana Bukanlah Jaminan Mendapatkan Pekerjaan
Memiliki gelar sarjana ternyata bukanlah jaminan dalam mendapatkan pekerjaan. Hal ini di alami Nur Cholis, sarjana pendidikan Islam IAIN Jogjakarta. Pria kelahiran Magelang 18 Oktober ini sempat menjadi pengangguran selama 6 bulan, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi TKI di Arab Saudi. Ironisnya, meskipun di kontrak bekerja sebagai operator komputer, namun ternyata ia hanya disuruh menjadi cleaning service.
Sempat merasa shock, namun ia tak mau meratapi nasibnya. Ia pun bangkit dan bekerja dengan sungguh-sungguh dan melakukan apapun yang terbaik di setiap levelnya, hingga akhirnya ia naik jabatan beberapa kali dan akhirnya dipercaya menjadi marketing manager hotel di Arab Saudi.
Mengumpulkan Modal Merintis Usaha
Setelah tiga tahun merantau, pria yang akrab di panggil Papi Julio ini kembali ke Indonesia dan menikahi Siti Komariah atau akrab disapa Itong. Setelah menikah selama setahun, mereka berdua kembali mengumpulkan modal untuk membuka usaha. Itong kemudian menjadi TKI di Taiwan, sedangkan Nur karena tak kunjung mendapatkan panggilan untuk berangkat ke Taiwan, akhirnya merintis usaha berbekal kiriman uang dari Istri.
Inilah cikal bakal usaha mereka mendirikan toko textile yang di beri nama Multazam Textile. Kini usaha Nur dan itong sudah berkembang pesat dengan puluhan cabang toko yang tersebar di Jawa Tengah. Tidak hanya itu mereka juga mendirikan distro helm, Multazam Store, Tabloid Taman Plaza dan beberapa usaha lainnya.
Peduli Dengan Dunia Pendidikan
Kepeduliannya di dalam dunia pendidikan, mereka salurkan dengan mendirikan sekolah TK yang di beri nama Kids Smart. Nur dan Itong pun melakukan kegiatan sosial dengan mendirikan sebuah pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Multazam.
Saat ini Nur dan Itong sudah merasakan buah manis hasil jerih payah kerja keras mereka. Sempat menjadi buruh dinegeri orang kini mereka manjadi Bos dinegeri sendiri.
Tak Kenal Menyerah
Perjuangan mereka bukanlah tanpa halangan. Awal mula membangun usaha sampai kucing kucingan dengan satpam, karena keterbatasan uang buat ngontrak rumah, terpaksa tidur di toko yang sebenarnya tidak boleh untuk tidur di malam hari. Sempat mengalami berbagai kegagalan, bahkan nyaris bangkrut ketika pasar Wonosobo kebakaran.
0 komentar:
Posting Komentar